Sistem Informasi Manajemen


Tugas Kuliah
Sistem Informasi Manajemen



DOSEN: ALDRI FRINALDI, S.H.,M.HUM
NIP.19700212 199802 1 001





  1. Kerangka Dasar Pengambilan Keputusan
Dalam manajemen pengambilan keputusan memegang peranan yang paling penting karena keputusan yang di ambil oleh manajer merupakan hasil pemikiran akhir yang dilaksanakan oleh bawahannya atau mereka yang bersangkutan dengan organisasi yang ia pimpin. Pengambilan keputusan tidak boleh dilakukan secara sembarang. Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam rangka pemecahan suatu masalah untuk memperoleh hasil akhir untuk dilaksanakan.

Model pengambilan keputusan menurut Herbert A.Simon terdiri dari 3 tahap yaitu :
1.      Pemahaman, menyelidiki lingkungan kondisi yang memerlukan keputusan
2.      Perancangan, menemukan, mengembangkan, dan menganalisis arah tindakan yang mungkin dapat digunakan
3.      Pemilihan, memilih arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada
Dari model simon diatas mempunyai hubungannya dengan Sistem Informasi Manajemen yang di ikhtisarkan untuk 3 tahap model simon yaitu :
Tahap Proses Pengambilan Keputusan
Hubungannya dengan SIM
Pemahaman
Proses penyelidikan mengandung pemeriksaan data baik dengan cara yang telah ditentukan maupun dengan cara khusus
Perancangan
SIM harus mengandung model keputusan untuk mengelolah data dan memprakarsai pemecahan alternatif 
Pemilihan
SIM menjadi paling efektif apabila hasil perancangan disajikan dalam suatu bentuk yang mendorong pengambilan keputusan

v  Kerangka Kerja dan Konsep untuk Pengambilan Keputusan
Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan pengambilan keputusan. Pemahaman terhadap kerangka kerja dan konsepnya akan bermanfaat untuk pembahasan berikutnya.
·         Sistem Pengambilan Keputusan
Sebuah sistem keputusan, yaitu model dari sistem dengan mana keputusan diambil, dapat tertutup ata terbuka.
1.      Sistem Keputusan Tertutup menganggap bahwa keputusan dipisah dari masukan yang tidak diketahui dari lingkungan. Dalam sistem ini pengambil keputusan dianggap:
a.       Mengetahui semua perangkat alternatif dan semua akibat atau hasilnya masing masing.
b.      Memiliki metode yang memungkinkan dia membuat urutan kepentingan semua alternatif.
c.       Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba, volume penjualan/kegunaan.
2.      Sistem Keputusan Terbuka memandang keputusan sebagian berada dalam suatu lingkungan yang rumit dan sebagian tak diketahui. Keputusan dipengaruhi oleh lingkungan dan pada gilirannya proses keputusan kemudian mempengaruhi lingkungan. Dibandingkan dengan ketiga anggapan model tertutup, model keputusan terbuka menganggap bahwa pengambilan keputusan:
a.       Tidak mengetahui semua alternatif dan semua hasil.
b.      Melakukan pencarian secara terbatas untuk menemukan beberapa alternatif yang memuaskan.
c.       Mengambil suatu keputusan yang memuaskan tingkat aspirasiny


  1. Teori Pengambilan Keputusan
Teori pengambilan keputusan menekankan bahwa terdapat tujuh langkah yang harus ditempuh, yaitu:
1.      Identifikasi permasalahan yang dihadapi
Ada ungkapan yang mengatakan bahwa suatu “permasalahan yang sudah dikenali hakikatnya dengan tepat sesungguhnya sudah separo terpecahkan.” Ungkapan ini mempunyai tiga implikasi, yaitu:
a.       Bahwa mutlak perlu mengenali secara mendasar situasi problematik yang menimbulkan ketidakseimbangan dalam kehidupan organisasi atau perusahaan.
b.       Pengenalan secara mendasar berarti “akar” penyebab timbulnya ketidakseimbangan harus digali sedalam-dalamnya.
c.        Mengambil keputusan tidak boleh puas hanya dengan diagnosis gejala-gejala yang segera tampak. Jika hanya gejala yang diidentifikasikan, sangat mungkin “terapinya” pun hanya mampu menghilangkan gejala tersebut. Padahal yang harus dihilangkan adalah “sumber penyakitnya”.

2.      Pengumpulan data
Berangkat dari pandangan bahwa pengambilan keputusan memerlukan dukungan informasi yang lengkap, mutakhir, dapat dipercaya, dan diolah dengan baik. Berarti bahwa dalam pengumpulan data ada tiga hal yang mutlak mendapat perhatian, yaitu:
a.       Pentingnya menggali data dari semua sumber yang layak digali, baik secara internal maupun secara eksternal. Dari segi inilah harus dilihat pentingnya akses bagi para pengolah data terhadap semua sumber data.
b.      Pentingnya untuk menjamin bahwa data yang dikumpulkan relevan dengan permasalahan yang hendak diatasi.
c.       Bahwa mutu data yang dikumpulkan haruslah setinggi mungkin sehingga informasi yang dihasilkan akan bermutu tinggi pula.

3.      Analisis data
Analisis data harus mampu menunjukkan berbagai alternatif yang mungkin ditempuh untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu, analisis data diarahkan pada pembentukan persepsi yang sama diantara berbagai pihak tentang arti data yang dimiliki, dengan demikian memberikan interpretasi yang sama tentang data tersebut.

4.      Analisis berbagai alternatif
Salah satu tantangan yang dihadapi dalam mengambil keputusan ialah menemukan jawaban yang paling tepat terhadap pertanyaan: Apakah dalam mengambil keputusan harus selalu terdapat berbagai alternatif? Pertanyaan ini penting karena jika seorang pengambil keputusan dihadapkan kepada hanya satu alternatif dan ia memutuskan untuk menggunakan alternatif tersebut, yang bersangkutan sudah mengambil keputusan. Bahkan teori pengambilan keputusan mengatakan bahwa jika seseorang memutuskan untuk tidak mengambil keputusan, tindakannya itu adalah pengambilan keputusan juga.

5.      Pemilihan alternatif
Jika dilakukan dengan cermat, analisis berbagai alternatif akan “memberi petunjuk” tentang alternatif yang sebaiknya digunakan karena akan membuahkan solusi yang paling efektif. Alternatif di pilih dengan demikian, merupakan alternatif yang tampaknya paling baik. Pengalaman mengambil keputusan di masa lalu dan keyakinan bahwa keputusan yang diambil adalah keputusan yang terbaik.

6.      Implementasi (pelaksanaan)
Apakah alternatif yang dipilih merupakan pilihan yang terbaik atau tidak diuji pada waktu digunakan dalam arti mampu tidaknya menghilangkan situasi permasalahan dan apakah permasalahan yang dihadapi tersebut dapat dipecahkan secara efektif atau tidak.

7.      Evaluasi (penilaian)
Hasil pelaksanaan memerlukan penilaian yang objektif, rasional dan berdasarkan tolok ukur yang baku. Seperti dimaklumi, hasil penilaian dapat menunjukkan bahwa hasil yang di capai melampaui harapan, sekedar sesuia dengan sasaran atau kurang dari sasaran. Kesemuanya itu menjadi bahan penting dalam mengelola organisasi atau perusahaan di masa depan.

  1. Proses Pengambilan Keputusan
Banyak manajer yang harus membuat suatu keputusan dengan metode pembuatan keputusan informal untuk memberi pedoman bagi manajer. Tidak ada pendekatan pembuatan  keputusan yang dapat menjamin bahwa manajer akan selalu membuat keputusan yang benar. Akan tetapi, bagi para manajer yang menggunakan suatu pendekatan yang rasional, intelektual, dan sistematis akan berhasil jika dibandingkan dengan para manajer yang menggunakan pendekatan informal.
Beberapa manfaat dalam proses pengambilan keputusan, antara lain :
a.       Pengambilan keputusan yang rasional
Suatu proses pengambilan keputusan yang lebih menekankan pada pengujian alternatif tindakan berdasarkan fakta atau informasi yang jelas dan bukan hanya berlandaskan pada dugaan subjektif dan dorongan emosional. Maka pengambilan keputusan rasional berproses melalui beberapa tahapan antara lain : identifikasi dan perumusan masalah, rumusan alternatif pemecahan masalah, pertimbangan mengenai akibat dan konsekuensi yang mungkin terjadi, dan akhirnya pemilihan kebijakan atau strategi sesuai dengan tujuan.
b.      Peramalan (forecasting)
Tujuannya adalah mengendalikan apa yang mungkin terjadi sehingga keadaan yang tercipta sesuai dengan kehendak pengambil keputusan. Peramalan yang dihasilkan berdasarkan data dan informasi itu secara umum dapat dibedakan menjadi tiga menurut intensitas pemakaian informasinya yaitu :
Ø  Konjektur atau dugaan, peramalan yang lebih banyak menggunakan penilaian subjektif dan data kuallitatif
Ø  Prediksi, peramalan yang menggunakan kerangka teori dan iferensi data sebagai landasan
Ø  Dan proyeksi, yaitu peramalan yang menggunakan ekstrapolasi kecenderungan (trend extrapolation) sebagai landasan
c.       Membandingkan alternatif tindakan
Data dan informasi yang baik Merupakan landasan yang kuat untuk mengidentifikasi berbagai rangkaian tindakan yang dapat dilaksanakan. Pengambilan keputusan juga dapat membandingkan alternatif tindakan mana yang paling mungkin dan paling tepat untuk dilaksanakan.
d.      Membuat analisis dampak
Setiap dampak dari sebuah kebijakkan baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung harus senantiasa mendapat perhatian dari pembuat keputusan.
e.       Membuat model
Adalah upaya untuk menggambarkan realitas dengan menggunakan berbagai bentuk replika yang lebih padat dan ringkas. Sesuai dengan tingkat pengambilan keputusan, suatu model dapat berbentuk sederhana hanya dengan menggambarkan sebuah aspek atau komponen situasi, tetapi juga dapat berbentuk sangat kompleks jika diusahakan untuk menggambarkan sistem sosial ekonomi secara keseluruhan.
Untuk semua data dan informasi yang dimaksudkan sebagai pendukung keputusan, aspek penyimpanan dan pengambilan kembali (storage and retrieval) memerlukan perhatian yang lebih besar dari para manajer organisasi publik karena keputusan-keputusan yang bersifat strategis akan sangat tergantung kepada efisiensi dalam penyimpanan dan pencarian kembali terhadap informasi tersebut. Proses penyimpanan dan pencariaan kembali hendaknya dilaksanakan dengan kriteria sebagai berikut :
Ø  Data yang disimpan harus dapat diperoleh kembali dengan mudah
Ø  Seharusnya data yang disusun dalam benntuk yang mudah dipahami oleh siapapun yang memerlukannya
Ø  Data yang relatif cepat usang (out of date) hendaknya disimpan dengan cara yang mudah dan teratur, sehingga dapat diperbarui bila terdapat informasi-informasi yang baru muncul
Ø  Metode penyimpanan harus realistis dilihat dari aspek tenaga, keuangan dan sumber-sumber daya lain yang menunjang pengoperasian dan pengelolaannya


  1. Sistem Pendukung Keputusan
Di dalam organisasi-organisai publik, banyak keputusan yang tidak berulang ( non-recuring/non- repetitive decision ) yang harus di buat oleh para manajer atau pembuat keputusan. Keputusan-keputusan itu biasanya bersifat sangat strategis dan menghadapkan para manajer pada situasi-situasi unik yang belum pernah terjadi sebelumnya.oleh sebab itu istem sebagai pendukung keputusan ( Decision Support  System ) sangat penting peranannya dalam dalam membantu proses pembuatan  keputusan dalam organisai-organisasi publik.
Parker ( 1989:396) mangatakan bahwa decision support system ( DSS ) adalah “suatu sistem yang menyediakan sarana yang memungkinkan para manajer untuk mengembangkan informasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan keputusan yang akan dibuat”.  DSS  oleh sebab itu dalam praktik DSS informasi lebih interaktif dan mudah digunakan pemakai ( heavy user/display device interaction ) beserta proses-proses pembuatan model dari mekanisme trial-and error, simulasi,atau sistem-sistem yang memperhitungkan berbagai kemungkinan dari suatu keputusan.
Ditinjau dari struktur organisasi, jeni-jenis keputusan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1.      Keputusan adminstratif, adalah keputusan yang diambil oleh seorang administrator atau manajer puncak sebagai pucuk pimpinan organisasi. Keputusan ini bersifat umum, berfungsi sebagai landasan bagi kebijakan-kebijakan dan keputusan teknis operasional oleh organisasi secara keseluruhan.
2.      Keputusan eksekutif, adalah keputusan yang diambil oleh manajer eksekutif. Jadi tugas manajer eksekutif adalah menerjemahkan gagasan-gagasan manajer administratif dan mengkoordinasi fungsi-fungsi dalam organisasi untuk melaksanakan gagasan-gagasan tersebut.
3.      Keputusan operasional, adalah keputusan yang diambil oleh seorang manajer operasional dalam rangka pelaksanaan gagasan, arahan dan kebijakan manajer di atasnya disesuaikan dengan sistem koordinasi yang dikembangkan oleh manajer eksekutif.

  1. Kesimpulan
Sehubungan dengan uraian  di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dengan adanya aktivitas Sistem Informasi Manajemen yang berbasis komputer, para pimpinan perusahaan/manajer dapat lebih mudah, murah, efisien dan efektif dalam upaya pengambilan keputusan, termasuk di dalamnya dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen, seperti perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakkan (actuating), dan pengawasan (controlling), serta dapat mempertimbangkan tindakan –tindakan yang akan dilakukan agar dapat mencapai tujuan yang telah di tentukan .
  1. Saran
Kami menyarankan kepada semua pengguna Sistem Informasi Manajemen untuk memperhatikan aspek-aspek dalam pemgambilan keputusan. Misalnya: jenis-jenis, tingkat pengambilan keputusan dan menganalisis keputusan agar tujuan perusahaan tercapai secara optimal dan seperti apa yang diharapkan. Amien.



DAFTAR PUSTAKA
Wahyudi Kumorotomo dan Subando Agus Margono.1998.Sistem Informasi Manajemen Dalam Organisasi-Organisasi Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sondang P.Siagian. 2003.Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara,

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar